Cara untuk membuat thyristor menjadi ON dengan memberi arus trigger
lapisan P yang dekat dengan katoda. Yaitu dengan membuat kaki gate pada
thyristor PNPN seperti pada gambar dibawah. Karena letaknya yang dekat
dengan katoda, bisa juga pin gate ini disebut pin gate katoda (cathode
gate). Beginilah SCR dibuat dan simbol SCR digambarkan seperti gambar
dibawah. SCR dalam banyak literatur disebut Thyristor saja.
Melalui kaki (pin) gate tersebut memungkinkan komponen ini di trigger
menjadi ON, yaitu dengan memberi arus gate. Ternyata dengan memberi
arus gate Ig yang semakin besar dapat menurunkan tegangan breakover
(Vbo) sebuah SCR. Dimana tegangan ini adalah tegangan minimum yang
diperlukan SCR untuk menjadi ON. Sampai pada suatu besar arus gate
tertentu, ternyata akan sangat mudah membuat SCR menjadi ON. Bahkan
dengan tegangan forward yang kecil sekalipun. Misalnya 1 volt saja atau
lebih kecil lagi. Kurva tegangan dan arus dari sebuah SCR adalah seperti
yang ada pada gambar yang berikut ini.
Pada gambar tertera tegangan breakover Vbo, yang jika tegangan forward
SCR mencapai titik ini, maka SCR akan ON. Lebih penting lagi adalah arus
Ig yang dapat menyebabkan tegangan Vbo turun menjadi lebih kecil.
PSejauh ini yang dikemukakan adalah bagaimana membuat SCR menjadi ON.
Pada kenyataannya, sekali SCR mencapai keadaan ON maka selamanya akan
ON, walaupun tegangan gate dilepas atau di short ke katoda. Satu-satunya
cara untuk membuat SCR menjadi OFF adalah dengan membuat arus
anoda-katoda turun dibawah arus Ih (holding current). Pada gambar-5
kurva I-V SCR, jika arus forward berada dibawah titik Ih, maka SCR
kembali pada keadaan OFF. Berapa besar arus holding ini, umumnya ada di
dalam datasheet SCR. ada gambar ditunjukkan beberapa arus Ig dan
korelasinya terhadap tegangan breakover. Pada datasheet SCR, arus
trigger gate ini sering ditulis dengan notasi IGT (gate trigger
current). Pada gambar ada ditunjukkan juga arusIh yaitu arus holding
yang mempertahankan SCR tetap ON. Jadi agar SCR tetap ON maka arus
forward dari anoda menuju katoda harus berada di atas parameter ini.
Sejauh ini yang dikemukakan adalah bagaimana membuat SCR menjadi ON. Pada kenyataannya, sekali SCR mencapai keadaan ON maka selamanya akan ON, walaupun tegangan gate dilepas atau di short ke katoda. Satu-satunya cara untuk membuat SCR menjadi OFF adalah dengan membuat arus anoda-katoda turun dibawah arus Ih (holding current). Pada gambar-5 kurva I-V SCR, jika arus forward berada dibawah titik Ih, maka SCR kembali pada keadaan OFF. Berapa besar arus holding ini, umumnya ada di dalam datasheet SCR.
Sejauh ini yang dikemukakan adalah bagaimana membuat SCR menjadi ON. Pada kenyataannya, sekali SCR mencapai keadaan ON maka selamanya akan ON, walaupun tegangan gate dilepas atau di short ke katoda. Satu-satunya cara untuk membuat SCR menjadi OFF adalah dengan membuat arus anoda-katoda turun dibawah arus Ih (holding current). Pada gambar-5 kurva I-V SCR, jika arus forward berada dibawah titik Ih, maka SCR kembali pada keadaan OFF. Berapa besar arus holding ini, umumnya ada di dalam datasheet SCR.
Cara membuat SCR menjadi OFF tersebut adalah sama saja dengan menurunkan tegangan anoda-katoda ke titik nol. Karena inilah SCR atau thyristor pada umumnya tidak cocok digunakan untuk aplikasi DC. Komponen ini lebih banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi tegangan AC, dimana SCR bisa OFF pada saat gelombang tegangan AC berada di titik nol.
Ada satu parameter penting lain dari SCR, yaitu VGT. Parameter ini adalah tegangan trigger pada gate yang menyebabkab SCR ON, tegangan ini adalah tegangan Vbe pada transistor Q2. VGT seperti halnya Vbe, besarnya kira-kira 0.7 volt. Seperti contoh rangkaian gambar dibawah berikut ini sebuah SCR diketahui memiliki IGT = 10 mA dan VGT = 0.7 volt. Maka dapat dihitung tegangan Vin yang diperlukan agar SCR ini ON adalah sebesar :
Vin = IGT(R) + VGT = 4.9 volt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar